 |
| Achmad Noe'man sumber gambar |
Achmad Noe'man
Senin, 4 April 2016, hari dimana Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya. Achmad Noeman, sang arsitek `Seribu Masjid` yang meninggal dunia di usia 90 tahun, setelah menjalani perawatan di RS Borromeus, Bandung.
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad).
Achmad Noeman merupakan arsitek yang membangun sejumlah masjid di Indonesia dan dunia. Beberapa hasil karyanya adalah Masjid Salman ITB, Masjid Al-Hurriyah, Institut Pertanian Bogor (IPB), Masjid Amir Hamzah di Taman Ismail Marzuki, Masjid At Tin Jakarta, Masjid Indonesia di Sarajevo Bosnia dan lain-lain.
Selain karya-karya masjid beliau yang mengagumkan, beliau juga memberikan warisan berupa pemikiran-pemikiran tentang arsitektur, kususnya tentang arsitektur masjid. pemikiran tentang masjid membuat saya sebagai penulis, terinspirasi untuk menjadikan buah pemikiran beliau sebagai judul skripsi untuk memenuhi sarat kelulusan sarjana arsitektur Universitas Brawijaya, dan alhamdulillah mendapatkan hasil sangat memuaskan.
berikut adalah beberapa hasil pemikiran beliau menurut penulis :
berikut adalah beberapa hasil pemikiran beliau menurut penulis :
kubah bukan (identitas) masjid
Kubah bukan merupakan identitas masjid, tidak ada satu ayat maupun hadis nabi yang menggambarkan bahwa masjid harus memiliki atap kubah, atap kubah merupakan teknologi bangunan peninggalan byzantium, dan sudah ada sebelum islam lahir, dan pada masa keemasan Islam teknologi ini diadaptasi untuk bangunan masjid karena merupakan bentuk ideal ubtuk mendapatkan ruang yang besar dan lebar, dimana teknologi belum menemukan baja dan beton (zein,1986)
pada jaman itu bangunan menggunakan kubah untuk mendapatkan ruangan seluas mungkin tanpa harus ada kolom ditengah-tengahnya, karena kolom tersebut bisa menghalangi shaft sholat berjamaah.
tapi di masa sekarang banyak yang berpikir terbalik, banyak masjid yang "mengharuskan kubah" tetapi malah megorbankan shaft sholat di dalamnya dengan kolom-kolom penyangga kubah.
pemikiran tersebut bisa dilihat dari masjid pertama yang di rancang beliau atas perintah dari Ir. Soekarno, yaitu Masjid Salman ITB yang tanpa menggunakan kubah.
ruang sholat seharusnya ruang yang lapang tanpa sekat, sehingga shaf sholat bisa rapat dan terputus, adanya kolom dikawatirkan bisa mengurangi kerapatan shaf.
Masjid karya beliau selalu mengutamakan ruang sholat tanpa kolom, hal tersebut bisa didapat dari perhitungan modul yang tepat dari konstruksi yang dipakai pada masjid tersebut, seperti pada Masjid Salman ruang utama sholat berukuran 25 x 25 meter, sedangkan pada, Masjid Al-Hikmah ruang sholatnya berukuran 18 x 18 meter, sedangkan pada, Masjid Al Furqon berukuran 18 x 18 meter.
pada jaman itu bangunan menggunakan kubah untuk mendapatkan ruangan seluas mungkin tanpa harus ada kolom ditengah-tengahnya, karena kolom tersebut bisa menghalangi shaft sholat berjamaah.
tapi di masa sekarang banyak yang berpikir terbalik, banyak masjid yang "mengharuskan kubah" tetapi malah megorbankan shaft sholat di dalamnya dengan kolom-kolom penyangga kubah.
pemikiran tersebut bisa dilihat dari masjid pertama yang di rancang beliau atas perintah dari Ir. Soekarno, yaitu Masjid Salman ITB yang tanpa menggunakan kubah.
 |
| masjid Salman ITB sumber gambar |
ruang sholat tanpa kolom
“Lurus rapatkan shaf kalian, karena lurus rapatnya shaf adalah bagian dari kesempurnaan tegaknya shalat.”(HR. Bukhari No. 690. Muslim No. 433)
Hadis di atas membahas pentingnya shaf yang lurus dan rapat pada sholat berjamaah di masjid, apa jadinya jika di antara barisan shaf sholat terdapat kolom struktur??ruang sholat seharusnya ruang yang lapang tanpa sekat, sehingga shaf sholat bisa rapat dan terputus, adanya kolom dikawatirkan bisa mengurangi kerapatan shaf.
Masjid karya beliau selalu mengutamakan ruang sholat tanpa kolom, hal tersebut bisa didapat dari perhitungan modul yang tepat dari konstruksi yang dipakai pada masjid tersebut, seperti pada Masjid Salman ruang utama sholat berukuran 25 x 25 meter, sedangkan pada, Masjid Al-Hikmah ruang sholatnya berukuran 18 x 18 meter, sedangkan pada, Masjid Al Furqon berukuran 18 x 18 meter.
 |
| ruang sholat Masjid Salman sumber gambar |
pemisahan shaft wanita
“Sebaik-baik shaf pria adalah shaf yang awal dan sejelek-jelek shaf pria adalah yang akhirnya. Sebaik-baik shaf wanita adalah shaf yang terakhir dan sejelek-jelek shaf wanita adalah yang paling awal.” (Sahih, HR. Muslim no. 440)
Pemisahan shaf pada masjid karya Achmad Noe'man adalah pemisahan shaft wanita yang jelas, melalui pemisahan dengan mezzanine, sehingga jamaah wanita bisa melihat imam dan bisa menjauhi pandangan mata jamaah pria.
Pemisahan shaf pada masjid karya Achmad Noe'man adalah pemisahan shaft wanita yang jelas, melalui pemisahan dengan mezzanine, sehingga jamaah wanita bisa melihat imam dan bisa menjauhi pandangan mata jamaah pria.
 |
| mezanin shaft wanita sumber gambar |
 |
| potongan mezanin sumber gambar |
Masih banyak buah pemikiran beliau dalam berarsitektur masjid yang perlu diteladani, termasuk pemikiran dalam minaret, bentukan geometri, material, dan elemen masjid lainnya, yang mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri dalam berarsitektur.
Terima Kasih dan Selamat Jalan Arsitek 1000 Masjid, semoga buah ide beliau menjadi amal jariyah dan menjadi pelopor dalam kemajuan arsitektur masjid kususnya dan arsitektur Indonesia pada umumnya.
hamiqi
sumber:
http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2016/04/04/arsitek-achmad-noeman-meninggal-dunia-365794
http://www.dream.co.id/orbit/mengenang-achmad-noeman-arsitek-seribu-masjid-1604052.html
http://news.detik.com/berita/3179519/achmad-noeman-arsitek-seribu-masjid-tutup-usia-di-rs-borromeus-bandung
Komentar
Posting Komentar