Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat denah



Sebelum mulai menggambar denah rumah impian, penting untuk memahami bahwa denah bukan hanya soal bentuk atau ukuran ruangan. Denah adalah peta kehidupan sehari-hari di dalam rumah. Supaya hasilnya fungsional dan nyaman, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan sejak tahap awal perencanaan.

Cara Membuat Denah Rumah yang Baik dan Benar

Membuat denah rumah bukan sekadar menggambar bentuk ruang di atas kertas. Denah adalah dasar dari seluruh proses perancangan bangunan, yang menentukan kenyamanan, sirkulasi, dan efisiensi ruang di dalam rumah. Denah yang baik membantu Anda merencanakan tata letak furnitur, sistem sirkulasi udara, hingga instalasi listrik secara lebih efektif.


Karakteristik Rumah yang Ideal

Sebelum mulai menggambar denah, penting untuk memahami ciri rumah yang ideal.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Memiliki ruang serbaguna yang fleksibel, misalnya ruang keluarga yang bisa berubah fungsi.

  • Tata ruang yang ideal, seperti menghindari posisi kamar mandi yang berhadapan langsung dengan ruang makan.

  • Ukuran bangunan sesuai jumlah penghuni.

  • Sirkulasi udara dan pencahayaan alami yang baik.


Langkah-Langkah Membuat Denah Rumah

  1. Buat daftar aktivitas
    Tentukan aktivitas apa saja yang akan dilakukan di rumah. Misalnya, jika Anda gemar memasak, sediakan dapur yang luas dan nyaman.

  2. Pelajari standar dan kebutuhan ruang
    Ketahui ukuran minimal tiap ruang dan kebutuhan khususnya, seperti ventilasi, bukaan jendela, dan pencahayaan alami.

  3. Tentukan jumlah ruangan dan lantai
    Sesuaikan dengan luas lahan dan kebutuhan penghuni. Jika bangunan sudah ada, lakukan survei lapangan untuk mengatur pembagian ruang.

  4. Ukur lahan dan bangunan
    Pastikan ukuran dinding, pintu, dan furnitur akurat agar denah realistis. Jika membangun di lahan kosong, sesuaikan dengan ukuran area yang tersedia.

  5. Buat korelasi antar ruang dan zonasi
    Hubungkan ruang sesuai fungsinya—misalnya kamar tidur dekat kamar mandi, dapur dekat ruang makan. Tentukan area publik, privat, dan servis agar tidak saling mengganggu.

  6. Susun denah dasar
    Gambarlah bentuk sederhana denah dengan garis-garis dasar untuk memvisualisasikan hubungan antar ruang.

  7. Gambar detail dan spesifikasi
    Tambahkan elemen seperti pintu, jendela, arah bukaan, nama ruang, material, dan ukuran dimensi agar denah siap dijadikan acuan gambar kerja.

....materi kuliah bis di unduh di sini....


Hal Teknis yang Harus Diperhatikan

Selain aspek perencanaan ruang, perhatikan pula hal-hal teknis berikut:

1. Tentukan lahan dan metode pengukuran (mengacu pada SNI 15-2094-2000)

Langkah pertama adalah memastikan ukuran lahan akurat dan sesuai standar nasional.
SNI 15-2094-2000 mengatur ukuran bata dan sistem pengukuran bangunan di Indonesia. Dengan mengikuti standar ini, dimensi bangunan akan lebih presisi dan memudahkan proses pembangunan di lapangan.
Selain itu, metode pengukuran seperti as (axis) digunakan untuk menentukan titik-titik acuan dinding dan kolom agar posisi antar elemen bangunan presisi.

2. Gunakan skala gambar yang sesuai (misalnya 1:100)

Skala menunjukkan perbandingan antara ukuran gambar dengan ukuran sebenarnya.
Contohnya, skala 1:100 berarti 1 cm di gambar mewakili 100 cm (1 meter) di dunia nyata.
Pemilihan skala harus disesuaikan dengan ukuran kertas kerja dan tingkat detail.

  • Skala 1:100 cocok untuk denah umum rumah tinggal.

  • Skala 1:50 cocok untuk denah detail, seperti dapur atau kamar mandi.

3. Tentukan posisi kolom utama dan beri penomoran (untuk bangunan bertingkat)

Kolom adalah struktur utama penopang bangunan.
Posisinya harus jelas di denah agar tidak bentrok dengan dinding, bukaan, atau elemen interior.
Untuk bangunan lebih dari satu lantai, kolom perlu diberi penomoran (grid system) agar mudah dikenali di semua lantai.
Contohnya: garis A–B–C (horizontal) dan 1–2–3 (vertikal). Ini membantu konsistensi antar gambar denah, potongan, dan struktur.

4. Tambahkan keterangan ruang dan ketinggian peil lantai

Setiap ruang perlu diberi nama dan level ketinggian lantai (peil).
Keterangan ini penting untuk menunjukkan perbedaan elevasi antar ruang — misalnya, ruang tamu di +0,00 dan teras di –0,15 m.
Informasi ini membantu pekerja lapangan memahami tinggi lantai, tangga, atau selisih antar zona dengan tepat.

5. Tentukan posisi pintu, jendela, dan bukaan lainnya

Pintu dan jendela berperan penting dalam sirkulasi udara, cahaya, dan akses ruang.
Posisi dan arah bukaan (ke dalam atau ke luar) harus digambar secara benar agar tidak mengganggu pergerakan di ruang.
Selain itu, bukaan juga memengaruhi kenyamanan termal dan pencahayaan alami di dalam rumah.

6. Lengkapi setiap ruang dengan furnitur sesuai ukuran sebenarnya

Menambahkan furnitur pada denah bukan sekadar dekorasi — ini untuk mengukur proporsi ruang terhadap aktivitas nyata.
Contoh: meja makan 1,5×1,5 m, tempat tidur 2×1,6 m, atau sofa 2×0,8 m.
Dengan skala realistis, Anda bisa memastikan ruang tidak terlalu sempit atau terlalu kosong.

7. Bedakan notasi dinding (penuh, setengah, atau beton)

Gunakan jenis garis atau arsiran berbeda untuk menunjukkan tipe dinding:

  • Dinding penuh (misal 15 cm bata merah)

  • Dinding setengah (misal pembatas area dapur)

  • Dinding beton atau struktur (lebih tebal dan padat)

Pembedaan ini membantu pembaca gambar memahami material dan konstruksi yang digunakan.

8. Gambarkan garis potongan dan rencana atap

  • Garis potongan (section line) menunjukkan di mana bangunan “dipotong” untuk menampilkan tampilan vertikal (potongan A–A atau B–B).

  • Rencana atap (roof plan) menggambarkan bentuk dan arah kemiringan atap, serta hubungan dengan denah di bawahnya.
    Keduanya membantu memahami bentuk tiga dimensi dari gambar dua dimensi.

9. Beri judul gambar, lengkap dengan skala dan arah utara

Setiap denah profesional harus memiliki:

  • Judul gambar (misalnya Denah Lantai 1 Rumah Tinggal Bapak Andi),

  • Skala gambar, dan

  • Simbol arah utara (north arrow).

Arah utara penting untuk menganalisis pencahayaan alami, ventilasi, dan orientasi bangunan terhadap matahari.


Kesimpulan

Membuat denah rumah yang baik membutuhkan perencanaan matang, mulai dari memahami kebutuhan penghuni, menentukan zonasi ruang, hingga memperhatikan detail teknis. Dengan perencanaan yang tepat, denah tidak hanya menjadi gambar kerja, tetapi juga peta kenyamanan bagi penghuninya.

Komentar